Jumat, 01 April 2011

GOLONGAN DARAH

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
• Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
• Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
• Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
• Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.

SISTEM GOLONGAN DARAH DAN RHESUS
Golongan darah dikelompokkan menjadi 4, yaitu; A, B, O, dan AB. Penetapan penggolongan darah didasarkan pada ada tidaknya antigen sel darah merah A dan B. Individu-individu dengan golongan darah A mempunyai antigen A yang terdapat pada sel darah merah, individu dengan golongan darah B mempunyai antigen B, dan individu dengan golongan darah O tidak mempunyai kedua antigen tersebut.

Untuk mengetahui tipe Rh golongan darah seseorang dapat diketahui dengan dilakukan pemeriksaan dengan bantuan serum antigen D.

SUMBER :
http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah
http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=20%3Ainformatika&id=179%3Asistem-golongan-darah-abo-dan-rhesus&option=com_content&Itemid=15

UJI MOLISCH

Uji molisch adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat. Uji Molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molisch, seorang alhi botani dari Australia. Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural yang berwarna ungu. Apabila suatu larutan uji menunjukkan adanya cincin berwarna ungu, maka larutan uji tersebut positif mengandung karbohidrat. Warna ungu kemerah-merahan menyatakan reaksi positif, sedangka warna hijau adalah negatif.
Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch, yaitu α-naphthol yang terlarut dalam etanol. Setelah pencampuran atau homogenisasi, H2SO4 pekat perlahan-lahan dituangkan melalui dinding tabung reaksi agar tidak sampai bercampur dengan larutan atau hanya membentuk lapisan.

H2SO4 pekat (dapat digantikan asam kuat lainnya) berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagent Molisch, α-naphthol membentuk cincin yang berwarna ungu.

SUMBER : http://monruw.wordpress.com/2010/03/12/uji-molisch/

PIPA ORGANA TERBUKA DAN TERTUTUP


A. PENGERTIAN PIPA ORGANA TERBUKA DAN TERTUTUP
Pipa organa terbuka merupakan sebuah kolom udara atau tabung yang kedua ujung penampangnya terbuka. Kedua ujungnya berfungsi sebagai perut gelombang karena bebas bergerak dan ditengahya ada simpul. Kolom udara dapat beresonansi, artinya dapat bergetar. Kenyataan ini digunakan pada alat musik yang dinamakan Organa,  baik organa dengan pipa tertutup maupun pipa terbuka. Dibawah ini adalah gambar penampang pipa organa terbuka.  
Jika Udara dihembuskan kuat-kuat melalui lobang A dan diarahkan ke celah C, sehingga menyebabkan bibir B bergetar, maka udara pun bergetar. Gelombang getaran udara merambat ke atas dan oleh lubang sebelah atas gelombang bunyi dipantulkan ke bawah dan bertemu dengan gelombang bunyi yang datang dari bawah berikutnya, sehingga terjadilah interferensi. Maka dalam kolom udara dalam pipa organa timbul pola gelombang longitudinal stasioner. Karena bagian atas pipa terbuka, demikian pula celah C, maka tekanan udara di empat tersebut tentulah sama dan sama dengan tekanan udara luar, jadi tekanan di tempat tersebut timbulah perut.
B. PIPA ORGANA TERTUTUP
Pipa organa tertutup merupakan sebuah kolom udara atau tabung yang salah satu ujung penampangnya tertutup ( menjadi simpul karena tidak bebas bergerak ) dan ujung lainnya terbuka ( menjadi perut ). sehingga gelombang longitudinal stasioner yang terjadi pada bagian ujung tertutup merupakan simpul dan pada bagian ujung terbuka terjadi perut.
Gambar berikut menunjukkan berbagi pola getaran yang terjadi pada pipa organa tertutup.
Pada (a) memberikan nada dasar dengan frekwensi fo. Pada panjang kolom udara L terjadi 1/4 gelombang, karena hanya terdapat 1 simpul dan 1 perut.






Kamis, 31 Maret 2011

tempat wisata incaran para turis, pulau togean - sulawesi tengah

Kunjungan wisatawan mancanegara ke Kepulauan Togean, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, mengalami peningkatan yang cukup pesat. Namun, sayangnya peningkatan itu tidak diikuti fasilitas penginapan yang memadai.

Dalam catatan Himpunan Pramu Wisata Indonesia (HPI) Kabupaten Tojo Una-Una sejak Februari hingga awal Agustus 2009 tercatat tiga ribu turis asing yang berkunjung ke Kepulauan Togean yang persis terletak di Teluk Tomini. Arus kunjungan turis asing ke Togean diperkirakan meningkat pada bulan-bulan mendatang.
Tapi potensi kunjungan wisman di Togean yang terus membeludak tidak diimbangi dengan jumlah penginapan yang memadai, terutama yang ada di wilayah Walea Kepulauan, sehingga sejumah wisatawan terpaksa menginap di atas perahu atau di bawah jembatan dengan membuat tenda.

“Meski tidur dibawah tenda, para turis tersebut sangat menikmati suasana yang alami. Mungkin ini juga yang mereka cari sehingga menginap di bawah jembatan atau di atas perahu,” kilah anggota HPI Touna, Asmad Abdul Aziz, Kamis (20/8).

Di Pantai Kadidiri, Pulau Togean, terdapat tiga penginapan yakni Black Marlin yang memiliki 15 kamar eksklusif, serta Paradise dan Lestari. Pulau Pangempa hanya memiliki Fadilla Cottage. Pulau Batu Daka, Desa Bomba, hanya mempunyai Bomba Recruit, dan Bolilanga Cottage di Pulau Bolilanga, serta Walea Dicer di Wakai Kepulauan. Tanjung Keramat pun cuma memiliki sebuah penginapan yang dikelola warga Italia.

Menurut Asmad, saking antusiasnya turis asing ke Togean, tak jarang membuat sejumlah penginapan penuh sesak. Namun kondisi itu tidak mengurangi minat wisatawan untuk terus berdatangan menikmati kearifan lokal Suku Bajo, panorama alam, dan alam bawah laut Togean. Mayoritas turis ini berasal dari Eropa.

Mereka sedikitnya berada di Togean paling cepat satu pekan. Bahkan ada pula turis asing yang menghabiskan waktu berminggu-minggu. Turis-turis tersebut masuk ke Togean melalui Bunaken, Sulawesi Utara, melewati jalur laut via Gorontalo dengan kapal feri, dan turun di Pelabuhan Walea Kepulauan.

Sedangkan wisatawan yang datang dari Tana Toraja, Sulawesi Selatan, melewati jalur Poso. Lalu mereka menginap sehari di Ampana, ibu kota Touna, untuk menunggu jadwal kapal kecil yang berangkat ke Togean setiap harinya pukul 10.00 pagi.

Perjalanan laut dengan kapal kayu kapasitas 200 penumpang yang ditempuh selama empat jam tersebut menjadi perjalanan wisata tersendiri, karena penumpang dapat melihat puluhan gugusan pulau dan para nelayan yang memancing.

Girgana, pelancong dari Amerika Serikat, mengaku mendapatkan informasi mengenai obyek wisata Togean dari Internet dan rekan-rekannya yang pernah berkunjung ke Togean. “Panorama di sini sungguh cantik,” ujar Girgana.

sumber :
http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2009/08/20/brk,20090820-193622,id.html